
Rifan Pekanbaru – Jakarta, CNBC Indonesia Harga emas datar mendekati level tertinggi dalam dua minggu setelah data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan mendorong harapan penurunan suku bunga pada awal September. Saat ini sorotan pasar tertuju pada data non-farm payrolls yang akan dirilis malam nanti.
.

Harga emas batangan di sesi sebelumnya naik lebih dari 1% setelah laporan aktivitas jasa AS yang lemah dan ketenagakerjaan ADP menggambarkan perlambatan ekonomi AS.
“Tampaknya ada kemungkinan besar bahwa penurunan suku bunga akan terjadi pada akhir kuartal ketiga atau awal kuartal keempat, yang membuat emas jauh lebih menarik dibandingkan alternatifnya (yaitu) obligasi,” kata Alex. Ebkarian, chief operating officer di Allegiance Gold.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Risalah pertemuan The Fed pada bulan Juni mengakui bahwa perekonomian AS tampaknya melambat dan “tekanan harga berkurang”.
“Dalam jangka panjang, kita melihat sanksi yang dijatuhkan AS (terhadap Rusia) mendorong banyak bank sentral dan pemerintah lain untuk beralih ke emas khususnya untuk menghilangkan risiko kerugian dan gagal bayar,” tambah Ebkarian.
Sanksi tersebut, bertujuan untuk memutus akses Rusia terhadap produk dan layanan yang diperlukan untuk mempertahankan produksi militer untuk perang di Ukraina.
Pedagang sekarang fokus pada data nonfarm payrolls AS, yang akan dirilis pada hari Jumat. Pasar memperkirakan penciptaan lapangan kerja yang lebih lemah pada bulan lalu, kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank.
“Bersama dengan perkiraan berkurangnya tekanan upah, pasar logam mulia kemungkinan akan bereaksi positif jika angka-angka ini terkonfirmasi,” tambah Hansen.