Rifan Financindo Berjangka – Jakarta, CNBC Indonesia Harga emas dunia menguat selama tiga hari beruntun dipengaruhi oleh meningkatnya intensitas perang antara Rusia dan Ukraina yang mendorong pembelian aset safe haven.
Berdasarkan data Refinitiv pada perdagangan Rabu (20/11/2024) harga emas dunia di pasar spot tercatat US$2.650,05 per troy ons, meningkat 0,7% dari posisi sebelumnya.
Amerika Serikat (AS) mengizinkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauhnya, Army Tactical Missile System (ATACMS), menyerang kota-kota Rusia.
pasca Amerika Serikat (AS) mengizinkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauhnya, Army Tactical Missile System (ATACMS), menyerang kota-kota Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga membalas dengan menandatangani doktrin nuklir baru yang tampaknya dimaksudkan sebagai “peringatan” bagi Washington. Doktrin tersebut menurunkan batas kapan Rusia dapat menggunakan senjata atom untuk menanggapi serangan yang mengancam integritas teritorialnya.
Dokumen yang diperbarui sekarang menyatakan bahwa setiap agresi terhadap Rusia oleh negara non-nuklir, jika didukung oleh kekuatan nuklir, akan dianggap sebagai serangan bersama. Doktrin tersebut juga menyatakan bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir jika terjadi ancaman kritis terhadap kedaulatan dan integritas teritorialnya (dan sekutunya, Belarus), dan bahwa peluncuran rudal balistik terhadap Rusia akan terlihat di antara kondisi yang dapat menjamin respons menggunakan senjata nuklir.
Dolar AS pulih, menghidupkan kembali “Trump Trade” rally setelah penurunan selama tiga hari, membatasi kenaikan harga emas yang dihargai dalam dolar dengan membuatnya lebih mahal bagi pembeli luar negeri. Pekan lalu, emas mencatat penurunan mingguan terbesar dalam lebih dari tiga tahun karena indeks dolar mencapai level tertinggi dalam setahun.
Perhatian investor juga tertuju pada beberapa pejabat Federal Reserve yang dijadwalkan berbicara minggu ini. Ekspektasi pasar untuk pemotongan suku bunga pada bulan Desember telah menurun secara signifikan, dengan peluang kini di angka 55,7%, turun dari 82,5% hanya seminggu lalu.
“Penghentian pemotongan suku bunga The Fed pada bulan Desember bisa menekan harga emas dalam jangka pendek, tetapi siklus pelonggaran moneter, ketidakpastian makroekonomi dan geopolitik, serta permintaan fisik yang sehat akan mempertahankan sentimen positif pasar emas,” tulis ANZ dalam sebuah catatan.