Pasokan Tambah, Ekspor Turun: Drama Baru Harga Minyak Dimulai?

Harga Minyak dunia pada Rabu (2/7) nyaris tak berubah karena Pasar menimbang berbagai faktor, mulai dari rencana peningkatan pasokan oleh OPEC+, pelemahan Dolar AS, hingga data ekonomi Amerika Serikat. Minyak Brent tercatat naik tipis 6 sen ke level $68,16 per barel, sedangkan Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS tetap stabil di angka $65,45 per barel.
Kenaikan harga masih tertahan karena ekspektasi bahwa OPEC+—kelompok produsen Minyak utama seperti Arab Saudi dan Rusia—akan menambah produksi bulan depan. Menurut beberapa sumber, OPEC+ berencana menaikkan produksi sebesar 411.000 barel per hari mulai Juli, sama seperti kenaikan yang dilakukan pada bulan Mei dan Juni. Meski begitu, analis menilai penambahan pasokan ini belum banyak berdampak karena sebagian besar Minyak mungkin masih digunakan untuk kebutuhan domestik, bukan ekspor.
Selain itu, data dari American Petroleum Institute menunjukkan bahwa stok Minyak mentah AS justru naik sebesar 680.000 barel minggu lalu, padahal biasanya stok menipis di musim panas. Hal ini membingungkan Pasar karena tidak sesuai dengan tren permintaan. Meski ada kenaikan pengiriman dari Arab Saudi pada bulan Juni, ekspor OPEC+ secara keseluruhan masih datar sejak Maret. Menurut analis UBS, Giovanni Staunovo, ini bisa disebabkan oleh meningkatnya konsumsi energi dalam negeri selama musim panas.
Dari sisi mata uang, Dolar AS terus melemah ke level terendah dalam 3,5 tahun terhadap mata uang utama lainnya. Ini bisa menjadi angin segar bagi harga Minyak karena pembeli dari luar negeri bisa mendapatkan harga yang lebih murah. Ke depan, Pasar menunggu dua data penting dari AS: laporan tenaga kerja nonpertanian pada Kamis, serta data resmi persediaan Minyak dari Badan Informasi Energi (EIA) yang akan dirilis Rabu pukul 10.30 waktu ET.
Source:  (ayu-newsmaker)

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.