The Japanese yen weakened toward 144 per US dollar on Wednesday (July 2), following a sharp warning from US President Donald trump who threatened to impose a 35% tariff on imports from Japan. This move is seen as Trump’s latest attempt to pressure Tokyo amid increasingly tense trade negotiations. He also delivered harsh criticism over Japan’s refusal to accept US exports of cars and rice, calling the negotiations “very difficult.”
The pressure on the yen comes despite domestic economic data from Japan showing an unexpected rise in business sentiment among large manufacturers in the second quarter—reflecting economic resilience in the face of global uncertainties. However, the positive data wasn’t enough to offset the sell-off in yen driven by uncertainty over the direction of US trade policy.
On a broader scale, the yen had previously strengthened due to dovish sentiment surrounding the Federal Reserve’s interest rate policy and concerns over the inflationary impact of Trump’s tax-and-spending bill, which is expected to widen the US fiscal deficit by $3.3 trillion over the next decade. Still, Trump’s latest tariff threat against Japan has reignited caution among investors, raising the risk of a renewed trade war.
Source: Newsmaker.id
==============================================================================
Nilai tukar yen Jepang melemah menuju level 144 per Dolar AS pada Rabu (2/7), setelah Presiden AS Donald Trump mengeluarkan ancaman keras berupa Tarif sebesar 35% terhadap impor dari Jepang. Langkah ini disebut sebagai upaya terbaru Trump untuk menekan Tokyo dalam perundingan perdagangan yang semakin alot. Ia juga melontarkan kritik tajam terhadap penolakan Jepang dalam menerima ekspor mobil dan beras dari AS, menyebut negosiasi ini “sangat sulit”.
Tekanan pada yen datang di tengah rilis data ekonomi domestik Jepang yang justru menunjukkan peningkatan sentimen bisnis di kalangan produsen besar pada kuartal kedua, mencerminkan ketahanan ekonomi di tengah gejolak global. Namun, kabar baik tersebut tak mampu menahan tekanan jual terhadap mata uang yen yang meningkat akibat ketidakpastian arah kebijakan dagang AS.
Dari sisi global, yen sebelumnya sempat menguat karena sentimen dovish terhadap kebijakan suku bunga The Fed dan kekhawatiran atas dampak inflasi dari RUU Pajak dan belanja Trump yang bisa menambah defisit AS sebesar $3,3 triliun dalam satu dekade ke depan. Namun, pernyataan Trump tentang Tarif tinggi pada Jepang membuat pelaku Pasar kembali bersikap hati-hati, menyoroti potensi eskalasi perang dagang dalam waktu dekat.
Sumber: Newsmaker.id
Yen Tertekan! Ancaman Tarif 35% Trump Guncang Negosiasi Dagang dengan Jepang
