Harga Emas turun ke level terendah dalam satu minggu pada hari Senin (7/7) karena Penguatan Dolar AS dan reaksi Pasar terhadap keputusan Presiden AS Donald Trump yang memperpanjang batas waktu Tarif dari 9 Juli menjadi 1 Agustus. Trump juga mengisyaratkan bahwa Amerika Serikat hampir mencapai sejumlah kesepakatan dagang baru.
Harga spot Emas turun 0,8% menjadi $3.307,87 per ons pada pukul 13.02 GMT, setelah sempat menyentuh level terendah sejak 30 Juni di $3.296,09. Sementara itu, Emas berjangka AS melemah 0,7% menjadi $3.318.
Penguatan Dolar — naik 0,2% terhadap sekeranjang mata uang utama — membuat harga Emas dalam Dolar menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, sehingga menekan permintaan.
“Volume Pasar masih relatif sepi saat ini, dan pergerakan harga kemungkinan mencerminkan data ekonomi terbaru sekaligus mengantisipasi potensi pengumuman kesepakatan dagang,” ujar Daniel Ghali, analis komoditas di TD Securities.
Data tenaga kerja AS yang lebih kuat dari perkiraan pada pekan lalu semakin memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan segera memangkas suku bunga seperti yang diperkirakan sebelumnya. Pasar kini menantikan risalah pertemuan FOMC terakhir dan pidato sejumlah pejabat Fed pekan ini untuk petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan moneter.
Dari sisi permintaan fisik, bank sentral Tiongkok (PBoC) kembali menambah cadangan emasnya pada bulan Juni, menandai bulan kedelapan berturut-turut pembelian Emas. Analis dari OANDA, Zain Vawda, mengatakan ketidakpastian geopolitik bisa mempercepat strategi diversifikasi cadangan devisa oleh PBoC.
Sementara itu, harga Perak anjlok 1,6% menjadi $36,32 per ons, platinum turun 2,9% menjadi $1.350,97, dan palladium jatuh 3% ke $1.100,65.(yds)
Sumber: Reuters
Emas Merosot, Dolar Menguat Usai Perpanjangan Batas Waktu Tarif AS
