Harga Minyak memangkas penurunan pada hari Senin (7/7) karena ketatnya pasokan fisik Minyak di Pasar membantu menyeimbangkan dampak dari keputusan OPEC+ yang menaikkan produksi lebih besar dari perkiraan untuk bulan Agustus, serta kekhawatiran terhadap dampak Tarif AS terhadap pertumbuhan ekonomi dan permintaan Minyak.
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+), pada hari Sabtu sepakat untuk menaikkan produksi sebesar 548.000 barel per hari (bph) pada Agustus–lebih tinggi dari kenaikan 411.000 bph yang mereka lakukan dalam tiga bulan sebelumnya.
Kontrak berjangka Brent sempat jatuh ke $67,22 per barel dan pada pukul 08:15 GMT turun 22 sen atau 0,3% ke $68,08. Sementara itu, Minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada $66,63, turun 37 sen atau 0,6%, setelah sempat menyentuh level terendah $65,40.
“Untuk saat ini, Pasar Minyak tetap ketat, yang menunjukkan bahwa Pasar masih mampu menyerap tambahan barel,” kata analis UBS, Giovanni Staunovo.
Menurut analis RBC Capital yang dipimpin Helima Croft, keputusan OPEC+ tersebut akan membawa kembali hampir 80% dari total pemangkasan sukarela sebesar 2,2 juta bph dari delapan negara produsen OPEC. Namun, mereka menambahkan bahwa peningkatan produksi riil sejauh ini masih lebih kecil dari yang direncanakan, dan sebagian besar pasokan tambahan berasal dari Arab Saudi.
Sebagai sinyal kepercayaan terhadap permintaan Minyak, Arab Saudi pada hari Minggu menaikkan harga jual Minyak Arab Light untuk wilayah Asia ke level tertinggi dalam empat bulan.
Analis Goldman Sachs memperkirakan OPEC+ akan mengumumkan kenaikan terakhir sebesar 550.000 bph untuk bulan September dalam pertemuan berikutnya pada 3 Agustus.
Namun, harga Minyak juga tertekan setelah pejabat AS menyatakan bahwa penerapan Tarif kemungkinan akan ditunda, namun tidak memberikan detail tentang perubahan tingkat Tarif. Investor khawatir bahwa Tarif yang lebih tinggi dapat memperlambat aktivitas ekonomi dan menekan permintaan Minyak.(yds)
Sumber: Reuters
Minyak Pangkas Penurunan, Pasar Ketat Imbangi Kenaikan Produksi OPEC+
