Harga Perak pada hari Rabu (9/7), diperdagangkan di kisaran US $36,34 per ons (troy ounce), turun sekitar 0,25% dari sesi sebelumnya. Terlepas dari penurunan harian, harga Perak masih mencatat tren kenaikan tahunan – sejak awal tahun, tercatat Penguatan sekitar 25-26 %. Penurunan intraday ini relatif terbatas, mengindikasikan dukungan kuat dari tren jangka panjang di tengah gejolak Pasar global.
Pergerakan harga Perak hari ini dipengaruhi oleh beberapa faktor utama. Salah satunya, tanggapan Pasar terhadap risalah FOMC yang kembali menegaskan sikap hati-hati The Fed terhadap pemangkasan suku bunga—makan harapan terhadap aset safe-haven termasuk Perak ikut tertekan. Selain itu, pengumuman Tarif impor terbaru oleh Pemerintahan Trump, misalnya sanksi 25 % terhadap Jepang dan Korea Selatan, juga menambah volatilitas logam mulia. Data ekonomi AS yang lemah (bearish) kemarin menciptakan tekanan tambahan, sementara pelemahan Dolar AS mendorong sebagian permintaan investor kembali ke Perak sebagai alternatif investasi. Di sisi geografis, permintaan Perak industri—terutama sektor elektronik dan energi terbarukan—masih solid, memberikan dukungan fundamental terhadap harga.
Melihat perkembangan saat ini, prospek harga Perak masih terlihat positif meski bergejolak. Secara teknikal, harga berada di kisaran support jangka menengah yang kuat—sekitar US $36 per ons—membuka peluang rebound bila ada sinyal dovish dari bank sentral atau eskalasi konflik geopolitik . Sedangkan investor jangka pendek perlu mencermati data makro Amerika Serikat dan kebijakan Tarif Trump yang bisa memicu gejolak volatilitas Pasar logam mulia. (Arl)
Sumber : newsmaker.id
Perak Merosot, Pantau Fed & Tarif Dagang!
