Harga Minyak naik lebih dari 2% pada hari Jumat (11/7) karena Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan bahwa Pasar lebih ketat daripada yang terlihat, sementara Tarif AS dan kemungkinan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia juga menjadi fokus.
Harga Minyak mentah Brent berjangka ditutup naik $1,72, atau 2,5%, menjadi $70,36 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik $1,88, atau 2,8%, menjadi $68,45 per barel.
Untuk minggu ini, Brent naik 3%, sementara WTI mencatat kenaikan mingguan sekitar 2,2%.
IEA menyatakan bahwa Pasar Minyak global mungkin lebih ketat daripada yang terlihat, dengan permintaan yang didukung oleh puncak operasional kilang di musim panas untuk memenuhi kebutuhan perjalanan dan pembangkit listrik.
Kontrak Brent untuk bulan September diperdagangkan dengan premi sekitar $1,20 dibandingkan kontrak berjangka untuk bulan Oktober.
Perusahaan-perusahaan energi AS minggu ini memangkas sejumlah rig Minyak dan gas alam yang beroperasi selama 11 minggu berturut-turut, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes. Terakhir kali hal itu terjadi adalah Juli 2020, ketika pandemi COVID-19 memangkas permintaan bahan bakar.
Meskipun Pasar sedang ketat dalam jangka pendek, IEA meningkatkan proyeksi pertumbuhan pasokan tahun ini, sekaligus memangkas prospek pertumbuhan permintaan, yang menyiratkan Pasar surplus. (Arl)
Sumber: Reuters
Investor Waspada, Harga Minyak Melonjak di Tengah Ketidakpastian Tarif
