Harga Minyak Turun Meski Trump Ancam Sanksi terhadap Rusia

Kontrak berjangka Minyak melemah setelah Pasar tampaknya meremehkan ancaman Presiden Trump terkait penerapan Tarif terhadap Rusia dan negara-negara yang berdagang dengan Rusia jika tidak tercapai kesepakatan damai dengan Ukraina dalam 50 hari ke depan.
Menurut catatan dari Kieran Tompkins dan Liam Peach dari Capital Economics, reaksi harga yang negatif ini sebagian disebabkan oleh tenggat waktu 50 hari yang “masih memberikan kemungkinan bahwa Pasar Minyak akan terhindar dari gangguan pasokan.”
Masih menjadi pertanyaan seberapa jauh Trump akan menindaklanjuti ancamannya, mengingat kecenderungannya untuk menjaga harga Minyak tetap rendah. Namun, mereka mencatat bahwa “menargetkan ekspor dari salah satu produsen energi terbesar dunia tentu akan membawa dampak besar bagi Pasar energi.”
Dampaknya kemungkinan akan lebih besar terhadap gas alam dibandingkan Minyak, tergantung pada sejauh mana OPEC+ bersedia turun tangan untuk menutupi kekurangan pasokan Minyak yang mungkin terjadi.
Harga Minyak West Texas Intermediate (WTI) ditutup turun 2,1% menjadi $66,98 per barel, sementara Brent melemah 1,6% ke $69,21 per barel.(yds)
Sumber: Marketwatch

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.