Harga Emas dunia menguat pada perdagangan Jumat (18/7), diperdagangkan di sekitar $3.351,30 per ons. Kenaikan ini terjadi meskipun data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan kekuatan yang cukup solid. Investor kini mencermati kemungkinan arah kebijakan suku bunga Federal Reserve di tengah tekanan politik dan kondisi ekonomi global yang masih rapuh.
Data terbaru menunjukkan klaim pengangguran AS turun ke level terendah sejak pertengahan April, dan penjualan ritel naik pada bulan Juni. Namun, pernyataan dari Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly, yang menyebutkan bahwa dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini masih masuk akal, membuat Pasar kembali mempertimbangkan peluang pelonggaran kebijakan moneter.
Pelemahan tipis pada Dolar AS juga membantu menopang harga Emas. Indeks Dolar Bloomberg tercatat turun 0,2% pada Jumat siang waktu London. Seiring itu, harga Perak ikut naik 0,5%, sementara platinum tetap mendekati level tertinggi dalam satu dekade. Paladium bahkan menyentuh posisi tertinggi dalam hampir dua tahun.
Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, cenderung tertekan di lingkungan suku bunga tinggi. Namun prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed, serta kekhawatiran terhadap ketegangan geopolitik dan arah kebijakan Tarif Presiden Donald Trump, membuat investor kembali melirik logam mulia sebagai aset lindung nilai (safe haven).
Meski bergerak dalam kisaran yang relatif ketat dalam beberapa pekan terakhir, Emas telah mencatatkan kenaikan lebih dari seperempat sepanjang tahun ini. Para pelaku Pasar kini menantikan hasil rapat The Fed akhir bulan ini untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai arah suku bunga ke depan, serta potensi dampaknya terhadap daya tarik aset berdenominasi Dolar seperti Emas.
Sumber: (ayu-newsmaker)
