EUR/USD melemah setelah mencatatkan Penguatan di sesi sebelumnya, diperdagangkan di sekitar 1,1620 selama sesi Asia pada hari Senin(21/7). Pasangan ini terdepresiasi karena Dolar AS (USD) tetap stabil, karena para pedagang berhati-hati akibat ketegangan perdagangan yang kembali terjadi menjelang batas waktu Tarif AS pada 1 Agustus.
Namun, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyatakan keyakinannya bahwa pemerintahan Trump akan mengamankan kesepakatan perdagangan dengan mitra dagang utama AS dalam beberapa minggu mendatang sebelum Tarif tinggi diberlakukan untuk puluhan negara. “Dua minggu ke depan akan menjadi minggu-minggu yang akan memecahkan rekor. Presiden Trump akan mewujudkannya bagi rakyat Amerika,” kata Lutnick dalam sebuah wawancara dengan CBS News.
Lutnick juga menyatakan keyakinannya bahwa Amerika Serikat (AS) dapat mencapai kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa (UE), meskipun ia menekankan bahwa 1 Agustus tetap menjadi batas waktu yang pasti sebelum Tarif berlaku. Ia menyebutkan bahwa ia baru saja berbicara dengan negosiator perdagangan Eropa dan yakin ada “banyak ruang” untuk kompromi. “Mereka adalah dua mitra dagang terbesar di dunia yang sedang bernegosiasi. Kita akan mencapai kesepakatan. Saya yakin akan hal itu,” ujarnya.
Namun, penurunan pasangan EUR/USD dapat tertahan karena Dolar AS (USD) mungkin melemah akibat sentimen baru terhadap pemangkasan suku bunga Federal Reserve (Fed) menyusul komentar dovish dari para pejabat Fed.
Pekan lalu, Presiden Fed San Francisco, Mary Daly, mengatakan bahwa memperkirakan dua pemangkasan suku bunga tahun ini adalah prospek yang “wajar”, sekaligus memperingatkan agar tidak menunggu terlalu lama. Daly menambahkan bahwa suku bunga pada akhirnya akan stabil di angka 3% atau lebih tinggi, yang lebih tinggi daripada suku bunga netral sebelum pandemi.
Gubernur Fed, Christopher Waller, juga mengatakan bahwa Pasar tenaga kerja secara keseluruhan baik-baik saja, tetapi kurang demikian di sektor swasta. The Fed seharusnya menurunkan target suku bunganya pada pertemuan bulan Juli, dengan alasan meningkatnya risiko ekonomi, tambah Waller. (az)
Sumber: FXStreet
