Kontrak berjangka Emas naik tajam pada awal perdagangan Senin (21/7), mencapai level tertinggi dalam sebulan seiring pelemahan Dolar AS dan imbal hasil Obligasi Pemerintah AS (Treasury yields).
Emas untuk pengiriman Agustus terakhir terlihat menguat US$49,50 ke posisi US$3.407,80 per ons, tertinggi sejak 18 Juni.
Kenaikan ini terjadi di tengah pelemahan Dolar AS, yang dipicu oleh konflik dagang yang terus berlangsung di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, serta kekhawatiran bahwa ia berupaya mengintervensi kebijakan moneter negara. Trump bahkan mengancam akan memecat Ketua The Fed, Jerome Powell, demi memaksa bank sentral menurunkan suku bunga, meski tekanan inflasi masih tinggi.
“Rumor beredar pada Rabu bahwa Trump kemungkinan segera memecat Ketua The Fed Jerome Powell. Pasar langsung bereaksi, Dolar melemah tajam dan imbal hasil Obligasi jangka pendek pun turun. Meskipun kemudian Trump menyatakan tidak memiliki rencana saat ini untuk memberhentikan Powell, Pasar mulai mempertimbangkan risiko hilangnya independensi The Fed,” catat Saxo Bank.
Dolar AS terakhir terlihat melemah tajam, dengan indeks ICE Dollar turun 0,62 poin menjadi 97,86.
Sementara itu, imbal hasil Obligasi Treasury AS juga turun: Obligasi tenor dua tahun berada di 3,854% (turun 2,6%), dan imbal hasil Obligasi 10 tahun melemah 5,7 basis poin ke 4,366%.(yds)
Sumber: MT Newswires
Emas Naik ke Tertinggi dalam Sebulan, Dolar dan Yields AS Melemah
