Harga Minyak masih bertahan di sekitar $70 per barel, didorong oleh kuatnya permintaan musim panas dan rendahnya persediaan di pusat-pusat penyimpanan utama. Namun, analis memperingatkan bahwa surplus pasokan global bisa membebani harga dalam beberapa bulan ke depan. TotalEnergies dan Equinor memperkirakan peningkatan pasokan signifikan dari proyek-proyek baru, baik dari dalam OPEC+ maupun luar, seperti ladang Minyak di Norwegia dan Brasil.
Badan Energi Internasional (IEA) dan EIA AS memperkirakan pasokan akan melebihi permintaan hingga 2 juta barel per hari pada 2026, tertinggi sejak masa pandemi. Bahkan, surplus semester II tahun ini bisa mencapai 200 juta barel. Produksi biofuel yang bersaing dengan Minyak konvensional juga diperkirakan naik 200.000 barel per hari.
Namun, saat ini Pasar tetap ketat, dengan margin kilang yang tinggi dan permintaan yang masih kuat, terutama dari sektor penerbangan. Vitol Group mencatat permintaan jet fuel naik tajam, dan data mingguan dari AS menunjukkan konsumsi Minyak tertinggi tahun ini. Meski ada kekhawatiran akan perlambatan global, data historis menunjukkan permintaan biasanya direvisi naik, yang bisa mempersempit surplus ke depan.
IEA masih memperkirakan konsumsi global mencapai rekor 104 juta barel per hari tahun ini, namun setelah musim panas berakhir, Pasar kemungkinan akan menghadapi kelebihan pasokan. Menurut JPMorgan, kelebihan ini belum tercermin dalam data inventori saat ini, tapi bisa muncul dalam waktu dekat dan menekan harga lebih lanjut.(ayu)
Sumber: newsmaker.id
Harga Minyak Bertahan, Tapi Bayang-Bayang Surplus Semakin Dekat
