PT.Rifan Financindo Berjangka – Jakarta Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan peninjauan kembali (PK) yang diajukan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) terhadap gugatan Budi Said. Atas putusan tersebut, Antam harus membayar 1,1 ton emas atau sekitar Rp 1,22 triliun kepada konglomerat Surabaya itu.
Corporate Secretary Division Head Antam Syarif Faisal Alkadrie mengatakan perseroan menghormati putusan hukum tersebut. Namun, Antam masih menunggu untuk memeroleh salinan resmi atas putusan dimaksud untuk dipelajari isinya secara lebih detail.
Syarif memastikan hal ini tidak berdampak material bagi laporan keuangan konsolidasian perseroan, dikarenakan perseroan telah melakukan pencatatan provisi pada laporan keuangan sebelum atas gugatan tersebut sesuai dengan PSAK 57. Keuangan perseroan juga dinilai mampu untuk mengganti 1,1 ton emas tersebut.
“Antam memiliki posisi keuangan yang solid yang tercermin pada posisi saldo kas dan setara kas pada akhir periode enam bulan pertama tahun 2023,” katanya dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Sabtu (23/9/2023).
Sebagai bagian dari komitmen penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, perseroan memastikan pengelolaan dan pencatatan keuangan dilaksanakan secara prudent, akuntabel, dan transparan dengan memerhatikan pemenuhan terhadap kaidah-kaidah standar akuntansi keuangan yang berlaku.
“Pencatatan provisi sudah dilakukan pada laporan keuangan sebelumnya, dengan berpedoman pada penerapan PSAK 57,” jelasnya lagi.
Syarif juga menyebut hal ini tidak berpengaruh terhadap kegiatan operasional, hukum dan kelangsungan usaha perseroan. Perseroan, kata Syarif, memastikan seluruh proses bisnis berjalan normal dengan senantiasa memperhatikan tata kelola yang baik dan memberikan pelayanan yang optimal bagi pelanggan.
“Perseroan tetap optimis terhadap keberlanjutan operasional komoditas inti perseroan (emas, nikel dan bauksit) untuk mencapai target produksi dan penjualan di tahun 2023, serta proyek strategis perseroan,” tutupnya.