Indeks Dolar AS (DXY) turun tajam ke bawah level 96,00 pada hari Selasa, mencatat penurunan selama tujuh hari berturut-turut dan menyentuh level terendah dalam 3,5 tahun. Pelemahan ini terjadi setelah data ekonomi Zona Euro menunjukkan hasil yang positif, terutama dari sektor manufaktur dan inflasi, yang langsung mendorong Penguatan Euro terhadap Dolar.
Dolar AS saat ini terbebani oleh kombinasi faktor: ketidakpastian fiskal akibat RUU Pajak Trump yang kontroversial, ketegangan perdagangan baru dengan Jepang, dan ekspektasi bahwa The Fed akan segera memangkas suku bunga. Kekhawatiran Pasar meningkat setelah Trump menyampaikan kritik tajam kepada Ketua The Fed, Jerome Powell, yang memicu keraguan terhadap independensi bank sentral AS.
Komentar Trump yang mengancam akan menaikkan Tarif terhadap Jepang mulai 9 Juli juga memperburuk sentimen, menghapus optimisme Pasar yang sempat muncul dari kesepakatan tanah jarang dengan Tiongkok minggu lalu. Ketidakpastian ini membuat investor mulai meninggalkan Dolar sebagai aset cadangan yang aman.
Hari ini, semua mata tertuju pada pidato Jerome Powell di forum bank sentral di Sintra, Portugal. Pasar berharap mendapatkan sinyal lebih jelas tentang arah kebijakan suku bunga The Fed. Selain itu, data PMI manufaktur AS dan laporan lowongan kerja JOLTS yang juga akan dirilis hari ini bisa memberi dampak tambahan terhadap pergerakan Dolar.
Sumber: (ayu-newsmaker)
Dolar AS Anjlok, Pasar Menanti Sinyal dari Powell di Sintra
