Poundsterling (GBP) terkoreksi mendekati 1,3700 terhadap Dolar AS (USD) selama sesi perdagangan Eropa pada hari Rabu dari level tertinggi baru tiga setengah tahun di sekitar 1,3800 yang tercatat pada hari sebelumnya. Pasangan GBP/USD menghadapi tekanan jual karena mata uang Amerika Serikat (AS) menguat, menyusul data Pembukaan Pekerjaan JOLTS yang optimis untuk bulan Mei.
Data tersebut menunjukkan pada hari Selasa bahwa pengusaha AS membukukan 7,769 juta lowongan pekerjaan baru, yang secara mengejutkan lebih tinggi dari 7,395 juta pada bulan April. Para ekonom memperkirakan perusahaan-perusahaan AS telah membukukan 7,3 juta pekerjaan.
Pada saat penulisan, Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, naik mendekati 96,90. DXY menguat pada hari Selasa, menutup hari pada 96,64 setelah mencapai titik terendah mendekati 96,40 dan mengikuti penurunan sembilan hari berturut-turut.
Namun, Dolar AS tetap berada di bawah tekanan secara luas karena terus menghadapi reaksi keras akibat serangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap independensi Federal Reserve (Fed), ketidakpastian seputar batas waktu Tarif 9 Juli, dan apa yang disebut “Rancangan Undang-Undang Besar yang Indah” Trump.
Analis di National Australia Bank (NAB) mengatakan, “Konfirmasi bahwa rancangan undang-undang Trump merupakan peningkatan penerbitan, peningkatan belanja Pemerintah yang jauh melampaui kemampuannya, belum tentu merupakan kabar baik bagi Pasar Treasury, dan bisa dibilang itu salah satu alasan Dolar AS melemah.(Cay)
Sumber: Fxstreet
Poundsterling terkoreksi terhadap Dolar AS menjelang data pasar tenaga kerja AS
