Harga Minyak saat ini stabil di kisaran Brent $70 per barel dan West Texas Intermediate (WTI) $68 per barel setelah mengalami kenaikan selama dua hari berturut-turut. Stabilnya harga ini terjadi meskipun laporan dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan kenaikan stok Minyak mentah AS sebesar 7,1 juta barel pekan lalu, yang berpotensi menjadi lonjakan terbesar sejak Januari jika data Pemerintah mengonfirmasinya.
Para pelaku Pasar kini fokus pada kebijakan Tarif AS di bawah Presiden Donald Trump yang masih agresif dan belum menunjukkan tanda-tanda pelonggaran. Trump berjanji akan melanjutkan agenda tarifnya, termasuk kemungkinan mengenakan Tarif baru pada impor tembaga, yang menambah ketidakpastian bagi permintaan Minyak global. Kekhawatiran atas dampak Tarif ini masih membebani harga Minyak sejak awal tahun.
Di sisi geopolitik, konflik antara Israel dan Iran sempat meningkatkan volatilitas Pasar Minyak, tetapi gencatan senjata yang rapuh kini mengembalikan perhatian Pasar ke faktor fundamental seperti kebijakan perdagangan global dan pasokan dari OPEC+. Produksi Minyak AS yang bergejolak juga membatasi aktivitas pengeboran, dengan Badan Informasi Energi AS menurunkan proyeksi pertumbuhan produksi tahun ini.
Para analis memperkirakan Pasar Minyak bisa menghadapi surplus pasokan setelah musim panas, ketika permintaan puncak mulai menurun dan produksi OPEC+ meningkat. Ditambah lagi, risiko penurunan permintaan akibat kebijakan Tarif yang ketat dapat memperberat tekanan pada harga Minyak di masa depan.
Sumber: (ayu-newsmaker)
Harga Minyak Stabil di Tengah Kenaikan Stok AS dan Ketidakpastian Tarif
