Harga Minyak turun pada Rabu (9 Juli), setelah perkiraan lonjakan besar dalam stok Minyak mentah AS membayangi pernyataan optimistis dari Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi terkait kondisi Pasar yang ketat.
West Texas Intermediate (WTI) berjangka turun sekitar 0,5% dan diperdagangkan mendekati $68 per barel, pasca mencatat kenaikan selama dua hari berturut-turut.
Di AS, stok Minyak mentah naik 7,1 juta barel minggu lalu menurut data American Petroleum Institute (API). Jika dikonfirmasi oleh data Pemerintah yang akan dirilis Rabu malam, itu akan menjadi kenaikan mingguan terbesar sejak Januari.
Prediksi lonjakan stok ini meredam komentar Menteri Energi UEA, Suhail Al Mazrouei, yang sebelumnya menyatakan bahwa tidak adanya peningkatan besar dalam persediaan menunjukkan Pasar masih membutuhkan pasokan tambahan dari OPEC+.
Di sisi lain, Saudi Aramco menilai permintaan global masih kuat meski ada tantangan dari perang dagang dan Tarif.
“Kondisi Pasar saat ini memang cukup ketat,” kata Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank. “Namun saya masih agak khawatir akan terjadi surplus pada musim gugur mendatang karena perlambatan permintaan.”
Tekanan tambahan datang dari pernyataan Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa’ar, yang mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera dalam konflik hampir dua tahun di Gaza kini “mungkin dicapai,” menurut AFP.
Harga Minyak sempat melonjak saat konflik Israel-Iran memanas, dengan Brent menembus $80 per barel, namun sejak itu mengalami koreksi tajam. Fokus Pasar kini beralih ke pasokan dari OPEC+ dan kebijakan dagang AS, dengan banyak analis menyoroti keketatan Pasar dalam jangka pendek.
Sementara itu, serangan kelompok Houthi terhadap kapal kargo di Laut Merah—jalur perdagangan utama Minyak—telah menewaskan tiga awak, menenggelamkan satu kapal, dan melumpuhkan satu kapal lainnya.
Di samping komentar UEA dan ancaman di Laut Merah, ekspor Minyak Rusia juga dilaporkan anjlok, menambah tekanan pada sisi pasokan.
Saudi Aramco memperkirakan permintaan Minyak global akan meningkat sekitar 1,2–1,3 juta barel per hari sepanjang sisa tahun ini, setelah tumbuh sekitar 1,5 juta barel per hari pada kuartal pertama.(yds)
Sumber: Bloomberg
Minyak Melemah karena Proyeksi Kenaikan Stok AS
