Harga Minyak dunia tercatat stabil pada hari Rabu (9 Juli 2025) setelah laporan industri menunjukkan adanya kenaikan signifikan stok Minyak mentah di AS, serta meningkatnya ketidakpastian akibat kebijakan Tarif Presiden Donald Trump. Harga Minyak Brent bertahan di sekitar $70 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati $68. Menurut data American Petroleum Institute (API), stok Minyak AS naik 7,1 juta barel minggu lalu, yang jika dikonfirmasi oleh laporan resmi Pemerintah, akan menjadi peningkatan terbesar sejak Januari.
Investor saat ini menanti dampak lanjutan dari agenda perdagangan AS, di mana Trump menegaskan tidak akan memberikan perpanjangan waktu untuk Tarif khusus negara yang akan berlaku awal Agustus. Selain itu, ia juga mengindikasikan akan menerapkan Tarif baru terhadap impor tembaga, menambah kekhawatiran akan perlambatan permintaan global. Sentimen Pasar tetap hati-hati karena kebijakan ini berpotensi menurunkan aktivitas ekonomi dan konsumsi energi.
Meski konflik geopolitik seperti ketegangan antara Israel dan Iran sempat memicu volatilitas, gencatan senjata sementara yang kini berlangsung mengalihkan kembali perhatian Pasar ke isu fundamental seperti suplai dan permintaan global. Organisasi OPEC+ masih menjaga kebijakan produksinya, sementara di AS, harga Minyak yang fluktuatif mulai berdampak pada aktivitas pengeboran, di mana pertumbuhan produksi dipangkas dan jumlah rig turun ke level terendah dalam empat tahun terakhir.
Pada pukul 08.39 pagi waktu Singapura, harga Brent untuk pengiriman September turun 0,2% menjadi $69,99 per barel, sedangkan WTI untuk pengiriman Agustus turun 0,3% menjadi $68,14 per barel. Dengan stok meningkat dan ancaman Tarif terus bergulir, Pasar energi diperkirakan akan tetap bergejolak, menanti sinyal lebih jelas dari data resmi Pemerintah AS dan arah kebijakan perdagangan global.
Sumber: (ayu-newsmaker)
Minyak Stabil, Pasar Cermati Lonjakan Stok AS dan Tekanan Tarif Trump
