Harga Minyak dunia turun moderat pada hari Kamis (10/7) karena investor mempertimbangkan dampak kebijakan Tarif baru Presiden AS Donald Trump terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Minyak Brent turun 23 sen atau 0,3% ke $69,96 per barel pada pukul 09:04 GMT, sementara WTI (West Texas Intermediate) melemah 32 sen atau 0,5% ke $68,06 per barel.
Penurunan ini terjadi setelah Trump mengancam Brasil dengan Tarif 50%, menyusul perseteruan publik dengan Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva. Selain itu, Trump juga mengumumkan rencana pemberlakuan Tarif terhadap tembaga, semikonduktor, dan produk farmasi, serta mengirimkan surat Tarif ke negara-negara seperti Filipina dan Irak, menambah daftar lebih dari selusin negara yang sudah mendapat surat serupa sebelumnya, termasuk Korea Selatan dan Jepang.
Menurut Harry Tchilinguirian dari Onyx Capital Group, Pasar kini cenderung tidak terlalu bereaksi karena Trump sering kali membatalkan kebijakan tarifnya. “Investor lebih banyak wait and see karena kebijakan yang tidak konsisten dan fleksibel,” ujarnya.
Risalah rapat The Fed pada 17–18 Juni menunjukkan bahwa hanya segelintir pejabat yang mendukung pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat, karena kekhawatiran inflasi dari Tarif masih tinggi. suku bunga yang lebih tinggi biasanya menurunkan permintaan Minyak, karena biaya pinjaman naik.
Namun, tekanan harga Minyak tertahan oleh pelemahan Dolar AS di sesi Asia, yang membuat harga Minyak lebih murah bagi pembeli dengan mata uang lain, menurut analis senior OANDA Kelvin Wong.
Dari sisi data pasokan, stok Minyak mentah AS naik, namun stok bensin dan distilat justru turun, menurut laporan EIA. Permintaan bensin meningkat 6% menjadi 9,2 juta barel per hari minggu lalu.
Dalam catatan klien JP Morgan, rata-rata penerbangan global mencapai 107.600 per hari dalam delapan hari pertama bulan Juli — level tertinggi sepanjang masa. Penerbangan di Tiongkok juga mencetak rekor lima bulan tertinggi, didukung oleh aktivitas pelabuhan dan logistik yang menunjukkan ekspansi perdagangan global yang berkelanjutan.(yds)
Sumber: Reuters
Minyak Melemah Tipis Akibat Kekhawatiran Dampak Tarif Trump
