Harga Minyak mentah stabil pada hari Jumat (11/7), seiring investor menimbang prospek Pasar yang lebih lemah tahun ini dari Badan Energi Internasional (IEA), meskipun kondisi Pasar jangka pendek masih ketat. Selain itu, kekhawatiran atas Tarif baru dan kemungkinan sanksi tambahan terhadap Rusia turut membebani sentimen.
Minyak Brent naik 19 sen atau 0,28% menjadi $68,83 per barel pada pukul 08:07 GMT. Sementara itu, Minyak WTI (West Texas Intermediate) AS naik 25 sen atau 0,38% menjadi $66,82 per barel. Secara mingguan, pergerakan harga relatif datar, dengan Brent menuju kenaikan mingguan 0,8% dibanding penutupan Jumat lalu, dan WTI mengalami penurunan 0,3% dibanding penutupan Kamis lalu karena Pasar tutup pada 4 Juli.
Pada hari Jumat, IEA menaikkan proyeksi pertumbuhan pasokan Minyak global tahun ini, namun sekaligus menurunkan estimasi pertumbuhan permintaan. Meskipun begitu, IEA mencatat bahwa tingginya aktivitas kilang selama musim panas untuk memenuhi permintaan perjalanan dan pembangkit listrik masih menjaga Pasar tetap ketat.
Kontrak Brent bulan depan (September) diperdagangkan dengan premi $1,11 dibanding kontrak Oktober, menandakan kuatnya permintaan jangka pendek. Analis dari PVM, John Evans, menyatakan bahwa meskipun banyak yang memperkirakan kelebihan pasokan Minyak di akhir tahun, saat ini belum ada pemicu kuat yang bisa mendorong harga turun ke level rendah seperti April–Mei lalu. “Masyarakat masih menunjukkan semangat tinggi untuk bepergian, baik lewat darat maupun udara,” ujarnya.
Tanda lain dari kuatnya permintaan langsung adalah rencana Arab Saudi mengirim sekitar 51 juta barel Minyak ke Tiongkok pada Agustus, pengiriman terbesar dalam lebih dari dua tahun. Namun dalam jangka panjang, OPEC memangkas proyeksi permintaan Minyak global untuk periode 2026–2029 karena perlambatan permintaan dari Tiongkok, menurut World Oil Outlook 2025 yang dirilis Kamis lalu.
Kedua kontrak acuan Minyak sempat turun lebih dari 2% pada Kamis, akibat kekhawatiran investor atas dampak kebijakan Tarif Donald Trump terhadap pertumbuhan ekonomi global dan permintaan Minyak dunia.(yds)
Sumber: Reuters
Harga Minyak Stabil Ditengah Prospek Yang Lesu dan Dampak Tarif
