Harga Minyak mengalami pergerakan yang tidak stabil pada hari Selasa (15/07), di tengah ketidakpastian Pasar atas dampak kebijakan Presiden AS Donald Trump terhadap ekspor Rusia dan laporan pasokan dari Arab Saudi. Minyak mentah Brent sempat diperdagangkan di sekitar $69 per barel setelah sebelumnya turun 1,6% pada hari Senin, mencerminkan kehati-hatian investor terhadap perkembangan geopolitik dan pasokan global.
Penyebab utama volatilitas ini adalah pernyataan Trump yang mengancam akan mengenakan Tarif 100% terhadap Rusia dalam waktu 50 hari jika tidak tercapai kesepakatan damai dengan Ukraina. Meskipun ancaman tersebut meningkatkan tensi geopolitik, para analis memperkirakan tidak akan ada dampak langsung dalam waktu dekat terhadap ekspor energi Rusia. “Rusia diberi tenggat waktu tambahan, sehingga Pasar belum melihat adanya pengetatan pasokan dalam waktu dekat,” kata Giovanni Staunovo dari UBS.
Di sisi lain, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) membantah laporan dari Badan Energi Internasional (IEA) yang menyebutkan bahwa Arab Saudi meningkatkan produksi minyaknya pada Juni. Menurut data OPEC, Arab Saudi masih mematuhi kuota produksi dan kelebihan output yang tercatat disimpan sebagai cadangan, bukan disalurkan ke Pasar.
Tekanan harga juga dipengaruhi oleh kekhawatiran kelebihan pasokan global, di tengah upaya OPEC+ yang ingin meningkatkan produksi secara bertahap. Meskipun begitu, permintaan jangka pendek tampaknya tetap kuat. Kontrak Brent terdekat masih mencatatkan premi terhadap kontrak bulan berikutnya, mencerminkan optimisme terhadap kebutuhan Minyak dalam waktu dekat. Analis Goldman Sachs bahkan menaikkan proyeksi harga Brent untuk semester ini menjadi $66 per barel, meski mempertahankan outlook 2026 di level $56.
Sementara itu di Asia, data menunjukkan kilang-kilang Minyak di Tiongkok – importir Minyak terbesar dunia – meningkatkan produksinya ke level tertinggi dalam hampir satu tahun terakhir. Throughput penyulingan naik menjadi lebih dari 15,2 juta barel per hari pada Juni, yang menjadi sinyal positif bagi permintaan Minyak global di tengah banyaknya ketidakpastian.
Sumber: (ayu-newsmaker)
Brent Terombang-ambing, Pasar Bingung Antara Sanksi dan Pasokan
