Harga Emas turun hampir 1% pada Kamis (17/7) pagi waktu New York, karena pelaku Pasar menilai kekuatan ekonomi Amerika Serikat dan masa depan Ketua Federal Reserve, Jerome Powell. Emas spot diperdagangkan di level $3.318,53 per ons, turun 0,9%, seiring Penguatan indeks Dolar Bloomberg sebesar 0,4%. Logam mulia lainnya seperti Perak dan platinum juga ikut terkoreksi, sementara paladium justru menguat tipis.
Penurunan Emas terjadi setelah rilis data ekonomi AS yang cukup solid. Penjualan ritel naik 0,6% di bulan Juni, jauh di atas ekspektasi, menunjukkan konsumen masih aktif berbelanja. Selain itu, klaim pengangguran mingguan terus menurun selama lima minggu berturut-turut ke posisi terendah sejak pertengahan April. Kedua data ini memperkuat keyakinan bahwa ekonomi AS tetap tangguh, yang mengurangi urgensi The Fed untuk segera memangkas suku bunga.
Namun, perhatian Pasar juga terfokus pada dinamika politik di seputar The Fed. Rumor bahwa Presiden Donald Trump mungkin akan memecat Powell sempat mengguncang Pasar pada Rabu. Meskipun Trump kemudian membantah akan segera mengambil tindakan, ketidakpastian mengenai independensi bank sentral tetap membayangi. Spekulasi ini sebelumnya sempat meningkatkan daya tarik Emas sebagai aset safe haven.
Ke depan, pelaku Pasar akan memantau agenda perdagangan internasional, termasuk rencana Trump untuk mengirim surat Tarif kepada lebih dari 150 negara. Potensi kenaikan Tarif hingga 15% bisa memicu ketegangan dagang baru yang mendorong volatilitas Pasar. Di tengah sentimen global yang campur aduk ini, Emas tetap menjadi salah satu indikator utama sentimen risiko investor.
Sumber: (ayu-newsmaker)
Ekonomi AS Kuat, Emas Melemah Lagi
