Minyak tetap mengalami penurunan setelah mencatatkan penurunan mingguan pertama bulan ini, dengan fokus utama pada kemajuan pembicaraan perdagangan dan upaya Uni Eropa untuk membatasi ekspor energi Rusia. Harga Minyak mentah Brent diperdagangkan di sekitar $69 per barel setelah turun 1,5% pada pekan lalu, sementara West Texas Intermediate (WTI) berada di atas $67. Pemimpin Uni Eropa akan segera mengadakan pertemuan untuk merumuskan langkah-langkah yang akan diambil jika terjadi kegagalan dalam kesepakatan perdagangan dengan Presiden AS Donald Trump, yang tampaknya semakin tegas menjelang tenggat waktu 1 Agustus.
Pada akhir pekan lalu, Uni Eropa menyetujui penurunan harga maksimum untuk Minyak mentah Rusia sebagai bagian dari paket sanksi terhadap Moskow. Langkah ini mencakup pembatasan terhadap bahan bakar yang berasal dari Minyak Rusia, pembatasan baru terhadap sektor perbankan, dan larangan terhadap salah satu kilang Minyak besar di India. Sanksi ini diharapkan dapat memberikan tekanan lebih lanjut pada Rusia yang tengah menghadapi berbagai tantangan ekonomi.
Harga Minyak telah cenderung naik sejak awal Mei, namun masih turun sekitar 7% sepanjang tahun ini. Penurunan harga ini sebagian dipicu oleh perang dagang yang semakin memanas antara AS dan negara-negara lain, serta kebijakan OPEC+ yang melonggarkan pembatasan pasokan. Harga Minyak juga sering berfluktuasi akibat ketegangan di Timur Tengah dan sanksi terhadap Minyak dari negara-negara produsen seperti Rusia dan Iran.
Sumber: (ayu-newsmaker)
Minyak Terkoreksi, Fokus Terpada Perang Dagang dan Sanksi Energi Rusia
