Harga Perak bertahan di kisaran $38,90 per ons pada hari Selasa (22/7), mendekati level tertinggi dalam 14 tahun karena pelemahan Dolar dan penurunan imbal hasil Obligasi Pemerintah AS terus mendukung permintaan logam mulia. Pergerakan ini terjadi karena investor dengan hati-hati menunggu perkembangan perundingan perdagangan menjelang batas waktu 1 Agustus bagi negara-negara untuk mencapai kesepakatan dengan AS.
Di sisi moneter, Pasar menunggu pernyataan dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell hari ini untuk mendapatkan sinyal mengenai kebijakan suku bunga. Meskipun Trump telah meningkatkan tekanan untuk penurunan suku bunga, para pedagang belum memperkirakan adanya langkah bulan ini.
Dukungan tambahan untuk Perak datang dari Tiongkok, di mana kementerian industri berjanji untuk menstabilkan pertumbuhan di sektor-sektor utama seperti mesin, otomotif, dan peralatan listrik. Rencana aksi tersebut juga mencakup 10 industri utama, termasuk baja, logam non-ferrous, petrokimia, dan bahan bangunan. (Arl)
Sumber: Trading Economics
Dolar Datar, Yield Turun… Perak Tahan Posisi!
