Harga Emas sedikit melemah pada hari Selasa (22/07), meskipun menguat selama dua hari berturut-turut. Logam mulia ini dijual di bawah level psikologis $3.400 per ons, tetapi masih berpotensi naik kembali. Sentimen Pasar saat ini didorong oleh tenggat waktu 1 Agustus yang ditetapkan oleh Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan Tarif baru pada Uni Eropa, yang dapat memicu peningkatan permintaan aset safe haven seperti Emas.
Negosiasi perdagangan antara AS dan Uni Eropa terus menimbulkan kendala yang ketat bagi investor. Trump telah mengancam akan mengenakan Tarif 30% pada ekspor Uni Eropa jika kesepakatan tidak tercapai pada awal bulan depan. Sementara itu, para diplomat Uni Eropa telah mengindikasikan bahwa blok tersebut sedang mempertimbangkan tindakan balasan terhadap AS, yang menandakan potensi eskalasi konflik perdagangan. Ketidakpastian ini telah mendorong investor untuk mencari lindung nilai di tengah volatilitas global.
Selain kekhawatiran Tarif, Pasar juga terguncang oleh isu-isu seputar independensi Federal Reserve. Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan bahwa mandat The Fed mulai meluas ke area non-kebijakan, dan beliau sedang menjalani tinjauan komprehensif atas peran bank sentral tersebut. Pernyataan ini menambah kekhawatiran Pasar tentang campur tangan politik dalam kebijakan moneter AS.
Tekanan terhadap The Fed meningkat setelah Presiden Trump kembali mengkritik Ketua Jerome Powell atas keengganannya untuk menurunkan suku bunga. Spekulasi tentang kemungkinan pemecatan Powell juga muncul, meningkatkan kekhawatiran tentang kebijakan moneter di tengah perlambatan global. Dalam situasi seperti ini, Emas tetap menjadi aset yang dicari karena perannya sebagai lindung nilai terhadap risiko Pasar dan geopolitik.
Sumber: newsmaker.id
Emas Tertekan di Bawah $3.400, Sentimen Pasar Rawan Guncang!
