Harga Emas berjangka tergelincir dari level tertinggi lima pekan pada Rabu sore (24 Juli 2025), meskipun Dolar AS melemah.
Pelemahan ini terjadi karena aksi ambil untung oleh para pelaku Pasar pasca Emas menyentuh puncaknya, disertai kabar bahwa Amerika Serikat telah mencapai kesepakatan Tarif dengan Jepang—menjadi negara mitra dagang besar pertama yang mencapai kesepakatan menjelang tenggat 1 Agustus versi Presiden Donald Trump.
Kontrak Emas untuk pengiriman Agustus terakhir terlihat turun sebesar US$45,50 menjadi US$3.398,20 per ounce, setelah sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi sejak rekor 13 Juni di US$3.452,80. Penurunan ini muncul seiring Pasar mencerna dampak dari kesepakatan AS–Jepang, yang menetapkan Tarif impor sebesar 15% untuk berbagai produk Jepang, termasuk mobil.
Selain itu, Jepang juga berkomitmen untuk menginvestasikan US$550 miliar di AS, yang menurut ekonom Paul Krugman kemungkinan akan dibentuk dalam bentuk sovereign wealth fund yang sebagian investasinya akan dipengaruhi langsung oleh Trump.
Meski Dolar melemah—indeks ICE Dollar turun 0,09 poin ke 97,3—imbal hasil Obligasi AS justru naik. Yield Obligasi 2 tahun naik 3,7 basis poin menjadi 3,889%, sementara yield Obligasi 10 tahun melonjak 4,3 poin ke level 4,393%.
Kenaikan imbal hasil ini turut menekan harga Emas, karena membuat aset tanpa imbal hasil seperti Emas menjadi kurang menarik.(yds)
Sumber: MT Newswires
Emas Turun dari Puncaknya Pasca AS Deal dengan Jepang
