RIFAN FINANCINDO – Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik pada perdagangan Senin disebabkan pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) sebagai respons atas pengumuman yang dilakukan oleh Presiden AS Joe Biden.
Sementara, gerak harga emas ke depan akan dipengaruhi oleh data pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai waktu penurunan suku bunga AS.
Seperti diketahui, dalam unggahan di media sosial X (dulunya Twitter), Biden mengatakan bahwa sebenarnya ia berniat untuk mencalonkan diri kembali, tetapi demi kepentingan terbaik partai dan negara ia memutuskan mengundurkan diri dan hanya fokus pada pemenuhan tugas sebagai presiden selama sisa masa jabatan.
Mengutip CNBC, Selasa (23/7/2024), harga emas di pasar spot turun 0,2% menjadi USD 2.394,17 per ounce. Sementara harga emas berjangka AS turun lebih dari 0,1% menjadi USD 2.395,70 per ounce.
Dolar AS melemah menyusul keputusan Biden pada hari Minggu untuk membatalkan upayanya untuk terpilih kembali, membuat emas batangan lebih menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Data AS
Pelaku pasar kini menunggu data produk domestik bruto AS untuk kuartal UU yang akan dirilis pada Kamis, serta data pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) pada hari Jumat.
Investor juga akan fokus pada komentar Ketua Fed Jerome Powell pada akhir pertemuan Fed pada 30-31 Juli, dengan pelaku pasar sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga Fed sebesar 25 basis poin pada bulan September.
“Meskipun kita masih melihat dua kali penurunan suku bunga oleh Fed AS, ada kemungkinan penurunan suku bunga pada Juli jika data minggu ini, seperti PCE terus menunjukkan perlambatan ekonomi,” kata analis UBS Giovanni Staunovo.
“Kami masih yakin emas akan mengalami kenaikan lebih jauh dari level saat ini, (dan) menargetkan level USD 2.600 per oz pada akhir tahun ini.” tambah dia.
Harga Tertinggi
Harga emas mencapai level tertinggi sepanjang masa di USD 2.483,60 per ounce pada minggu lalu karena meningkatnya peluang penurunan suku bunga AS tahun ini.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
“Kami telah melihat peningkatan substansial dalam kepemilikan spekulatif di emas berjangka dalam beberapa minggu terakhir. Namun, masih ada ruang untuk melihat peningkatan kepemilikan ETF, yang menurut pandangan kami memerlukan kejelasan mengenai penurunan suku bunga oleh The Fed,” tambah Staunovo.
Joe Biden Mundur dari Pilpres AS 2024: Keputusan Terbaik untuk Partai dan Negara
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan bahwa ia mundur dari Pilpres AS 2024 yang akan digelar pada 5 November mendatang.
Pengumuman ini ia sampaikan empat bulan sebelum pesta demokrasi tersebut berlangsung.
Dikutip dari laman BBC, Senin (22/7/2024) keputusan Joe Biden muncul ketika beberapa minggu terakhir mendapatkan tekanan hebat dari sesama anggota partai Demokrat.
Ditambah lagi penampilan debatnya yang dinilai tersendat-sendat dan terkadang tidak koheren melawan Donald Trump dari Partai Republik pada akhir Juni 2024.
Pria berusia 81 tahun itu sebelumnya menolak seruan untuk mundur, bahkan ketika banyak pihak yang mulai khawatir atas masalah mental dan kapasitasnya untuk mengalahkan Trump.
Pengumuman tersebut membuka jalan bagi anggota dari partai Demokrat lainnya untuk menjadi kandidat presiden partai.
Tetap Jadi Presiden
Meski demikian, Joe Biden tetap akan menjadi presiden AS hingga Januari 2025.
“Meskipun saya berniat untuk mencalonkan diri kembali, saya yakin bahwa demi kepentingan terbaik partai dan negara, saya harus mengundurkan diri dan hanya fokus pada pemenuhan tugas sebagai presiden selama sisa masa jabatan,” tulis Biden dalam surat yang diunggah di X (dulunya Twitter).
“Saya akan menyampaikan pernyataan kepada publik pada akhir minggu ini secara rinci tentang keputusan saya.”
Joe Biden juga mengucapkan terima kasih kepada Kamala Harris yang ia nilai sudah menjadi mitra yang luar biasa.