Harga Perak mencatatkan kenaikan pada sesi perdagangan hari Rabu (2/7), setelah data ADP menunjukkan penurunan tajam dari perkiraan yang mana memicu harapan pemangkasan suku bunga Fed lebih cepat. Harga spot Perak bergerak di kisaran sekitar $36,20–$36,55 per ounce, mencerminkan Penguatan sekitar 1–1,5 % dari sesi sebelumnya. Lonjakan ini terjadi di tengah melemahnya Dolar AS serta meningkatnya permintaan industrial, terutama dari sektor elektronik dan energi matahari.
Data terbaru juga mencatat pergerakan positif hampir 0,47 % pada spot Perak ke level $36,20, sekaligus mempertahankan tren kenaikan year-to-date sebesar 25,3 %.
Pengemudi utama rally Perak saat ini adalah kombinasi antara melemahnya Dolar dan situasi supply yang ketat, serta kekhawatiran terhadap resesi global. Melemahnya Dolar membuat aset-denominasi-Dolar seperti Perak lebih menarik secara harga . Selain itu, adanya defisit pasokan Perak selama lima tahun berturut-turut—akibat kurangnya investasi di sektor pertambangan dan peningkatan permintaan fisik—menjadi katalis tambahan . Absennya ketegangan geopolitik yang signifikant juga mendorong para investor beralih ke aset safe-haven alternatif seperti Perak untuk diversifikasi portofolio .
Secara teknikal dan sentimen Pasar, momentum Perak jangka pendek masih terlihat kuat. Analis dari Permutable AI menunjukkan pergerakan di atas ambang psikologis $36,00 sebagai level breakout yang penting, sementara sinyal dari RSI menunjukkan potensi koreksi jangka pendek—namun bullish masih tetap dominan.
Beberapa prediksi bahkan menyebut Perak sebagai “trade of the decade” karena kombinasi pemulihan pasokan dan permintaan industri, serta gold‑to‑silver ratio yang masih tinggi, menunjukkan peluang kenaikan signifikan ke depan. Meski demikian, risiko koreksi jangka pendek tetap ada, khususnya jika Dolar bergerak kuat lagi atau muncul statement hawkish dari bank sentral utama.
Sumber : newsmaker.id (Arl)
Harga Perak Naik Usai Data ADP Gagal, Spekulasi Rate Cut Kembali Panas
