Trump Kasih Tarif, Tapi Pasar Malah Ragu Sama Dolar, Kok Bisa?

Indeks Dolar AS (DXY) melemah dan bergerak di bawah level 97,50 pada perdagangan Asia hari Selasa (8/7), setelah mencatat lonjakan lebih dari 1% pada sesi sebelumnya. DXY sempat menguat karena lonjakan penghindaran risiko menyusul pengumuman Tarif baru dari Gedung Putih, namun kembali melemah karena Pasar mulai mempertimbangkan potensi penurunan suku bunga Federal Reserve di tengah tekanan fiskal AS yang meningkat.
Apa penyebabnya? Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada Senin malam yang menunda penerapan Tarif baru hingga 1 Agustus, memberi waktu tambahan bagi negara-negara mitra dagang untuk merespons. Namun, daftar negara yang dikenakan Tarif diperluas secara signifikan, termasuk Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Indonesia, Bangladesh, dan negara-negara ASEAN lainnya. Tarif bervariasi dari 25% hingga 40%, dengan ancaman tambahan 10% untuk negara yang dianggap “pro-BRICS.”
Dolar AS juga menghadapi tekanan dari ekspektasi penurunan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed, meskipun data ketenagakerjaan AS yang kuat sempat meredakan kekhawatiran Pasar. Di sisi lain, keputusan Trump yang baru-baru ini menandatangani paket stimulus fiskal besar (“Big Beautiful Bill”) berupa pemotongan Pajak dan peningkatan belanja Pemerintah memicu kekhawatiran tentang pelebaran defisit anggaran AS.
Bagaimana Pasar merespons? Meskipun risiko geopolitik dan ketegangan dagang meningkat, para pelaku Pasar mulai berhati-hati menilai kekuatan jangka panjang Dolar. Dengan DXY yang kembali ke kisaran 97,30, Pasar kini menunggu sinyal lebih lanjut dari The Fed dan Gedung Putih soal arah kebijakan moneter dan fiskal ke depan. Dalam jangka pendek, Dolar mungkin tetap fluktuatif seiring Pasar mencerna campuran sinyal dari ekonomi dan politik AS.
Source: (ayu-newsmaker)

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.