Pasangan EUR/USD mempertahankan Penguatan yang diraih pada hari Senin di sekitar 1,1700 selama sesi perdagangan Asia pada hari Selasa(22/7). Pasangan mata uang utama ini menguat seiring koreksi tajam Dolar AS (USD), menyusul eskalasi baru dalam ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE).
Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, diperdagangkan datar di sekitar 97,88 pada hari Selasa. DXY telah terkoreksi dari level tertinggi hampir sebulan di 99,00 dalam dua hari perdagangan terakhir.
Ketegangan perdagangan antara negara-negara ekonomi raksasa meningkat setelah sebuah laporan dari Wall Street Journal (WSJ) mengisyaratkan bahwa Presiden AS Donald Trump telah menuntut Tarif dasar yang lebih tinggi dalam kisaran antara 15% dan 20% dibandingkan dengan 10%, yang telah dinegosiasikan sebelumnya. Selain itu, Trump enggan mengurangi Tarif mobil sebesar 25%.
Hal ini memaksa para pejabat Uni Eropa untuk mempercepat rencana pembalasan mereka demi melindungi kepentingan mereka. Sebagai tanggapan, Jerman—yang sebelumnya merupakan salah satu suara paling berhati-hati di blok tersebut—kini telah berpihak pada Prancis dan negara-negara lain yang mendesak sikap yang lebih tegas. Sebagaimana dikatakan seorang pejabat Jerman kepada The Journal: “Jika mereka menginginkan perang, mereka akan mendapatkan perang,” lapor Bloomberg.
Di Pasar domestik, investor menunggu keputusan kebijakan moneter Bank Sentral Eropa (ECB), yang akan diumumkan pada hari Kamis. ECB hampir pasti akan mempertahankan suku bunga pinjaman utamanya, sementara investor akan memantau dengan cermat pernyataan kebijakan moneter dan konferensi pers Presiden Christine Lagarde untuk mendapatkan petunjuk tentang kemungkinan prospek suku bunga di sisa tahun ini.
Di Amerika Serikat (AS), para pedagang yakin bahwa Federal Reserve (Fed) akan mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%-4,50% saat ini dalam pertemuan kebijakan minggu depan. (az)
Sumber: FXstreet
